Selasa, 15 September 2009

Metode Penelitian Geografi

Berdasarkan prinsip geografi, jelaslah bahwa pengetahuan geografi diperoleh melalui penelitian. Untuk melakukan penelitian diperlukan metode. Metode penelitian geografi berguna untuk mempelajari karakteristik Bumi dan kegiatan manusia. Beberapa bentuk metode penelitian geografi sebagai berikut.

1. Studi Lapangan
Pengamatan secara langsung di lapangan berguna untuk mengetahui dan memahami permukaan Bumi serta kegiatan manusia. Metode ini dilakukan dengan terjun langsung mengamati objek di lapangan. Dengan melakukan studi lapangan akan diketahui karakteristik khusus permukaan
Bumi. Gambar 2.3 menunjukkan contoh studi lapangan, yaitu pengamatan kenaikan permukaan air sungai di titik keluar (outlet) daerah tangkapan hujan.

2. Pemetaan
Metode ini dilakukan dengan menyeleksi berbagai informasi di daerah yang akan dipetakan. Seleksi menghasilkan informasi objek terpilih yang diperlukan saja sehingga dapat menggambarkan tempat, pola, dan karakteristik unsur geografi dalam peta.

3. Wawancara (Interview)
Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden tentang hal-hal yang perlu diketahui. Responden diharapkan menjawab dengan jelas atas semua pertanyaan. Metode ini dipilih bila hal-hal yang ingin diketahui tidak dapat diperoleh dengan metode pengamatan. Contoh: alasan penduduk tetap tinggal dalam wilayah rawan bencana banjir.

4. Kuantitatif
Metode kuantitatif merupakan metode penelitian geografi yang menggunakan perhitungan matematika dan statistika. Pengujian hasil penelitian yang berupa angkaangka dilakukan dengan bantuan komputer. Dengan metode ini, peneliti dapat menyederhanakan informasi yang rumit
dan hasil penelitian disajikan dalam bentuk yang sederhana.

5. Penggunaan Sarana Ilmiah
Metode penggunaan sarana ilmiah dalam penelitian geografi, misalnya penginderaan jauh. Penginderaan jauh dapat membantu untuk mengidentifikasi dan mempelajari permukaan Bumi yang sulit dijangkau dengan studi lapangan. Contoh penggunaan sarana ilmiah yang berupa
teknologi penginderaan jauh ditunjukkan pada gambar 2.4. Belajar geografi tidaklah sulit. Agar mudah belajar geografi, kamu hanya memerlukan kerangka kerja dan mengenali aspek dalam geografi. Kerangka kerja geografi
dapat berupa suatu model pendekatan terhadap suatu fenomena.



A. Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1.Menurutmu pendekatan apa yang sesuai untuk membantu menganalisis masalah peningkatan laju urbanisasi? Jelaskan pendapatmu!

2.Pendekatan apakah yang sesuai digunakan untuk menganalisis pembukaan lokasi transmigrasi baru? Jelaskan pendapatmu!

3.Jelaskan alasan mengapa geografi menganut prinsip penyebaran!

4.Apakah dasar yang digunakan oleh geografi dalam menganut prinsip deskripsi?

5.Suatu penelitian di dalam geografi dapat dilakukan dengan memilih metode yang tepat atau memadukan beberapa metode. Menurutmu, metode apakah yang bisa digunakan untuk meneliti dampak pengadaan jalur bus way (trans Jakarta) pada masyarakat Jakarta?


B. Artikel
51 Hektare Hutan di Polewali Mandar Terbakar
Dalam tempo kurang lebih satu bulan, sedikitnya 51 hektare kawasan hutan di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terbakar. Sebanyak 5 titik kobaran api yang melanda Kecamatan Anreapi, Alu, dan Mapili. Di Kecamatan Mapili, kebakaran menimpa areal bekas hutan rakyat di Dusun Lelo, Desa Beroangin, dan menghanguskan sedikitnya 19 hektare lahan. Kebakaran juga terjadi di Dusun Salurihan, Kecamatan Alu yang menghanguskan 10 Hektar hutan bekas Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Polewali Mandar, Andi Ismail, mengatakan faktor utama penyebab kebakaran akibat ulah petani yang membuka lahan dengan cara membakar. ”Musim kemarau memang rawan kebakaran, apalagi banyak petani yang membuka lahan pertanian dengan caranya sendiri,” katanya. Dinas Kehutanan dan Perkebunan mengaku tidak bisa berbuat banyak. ”Kami cukup kesulitan mengawasi puluhan ribu hektare hutan, sementara jumlah personel kehutanan tidak sebanding,” ujarnya.

Berdasarkan artikel di atas, lakukanlah analisis dengan menggunakan pertanyaan 5W 1H!


C. Tugas.
Kegiatan kali ini akan membantumu mampu menjelaskan prinsip geografi, tidak hanya secara teori tetapi juga bagaimana penerapannya di lapangan. Sebagai petunjuknya, ikuti langkah-langkah berikut.

Mengkaji dampak Sosial Meluapnya Lumpur Lapindo
1. Tujuan: Menerapkan prinsip geografi untuk mengkaji dampak sosial meluapnya lumpur Lapindo.

2. Alat dan Bahan:
a. Alat tulis.
b. Artikel dari berbagai media massa.

3. Langkah Kerja:
a. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang luapan
lumpur Lapindo.
b. Setelah informasi terkumpul, lakukan analisis dengan menggunakan keempat prinsip geografi, yaitu prinsip penyebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi. Sehingga analisismu nanti bisa menjawab bagaimana penyebaran
fenomena ini serta bagaimana interelasi dengan masyarakat setempat. Tuangkan analisismu dalam bentuk deskripsi.

Kamis, 03 September 2009

Pendekatan Geografi

Sebagai suatu disiplin ilmu, geografi mempelajari suatu system alam yang terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait. Aliran energi dalam suatu sistem menghasilkan perubahan. Perubahan yang berkesinambungan akan menghasilkan suatu bentuk keseimbangan sistem.
Suatu sistem mempunyai tiga bagian yang berbeda, yaitu bagian komponen, bagian input, dan bagian output. Salah satu contoh sistem sederhana yang banyak diketahui dan dikenal luas adalah sistem hi-fi. Suatu sistem hi-fi tersusun dari beberapa komponen seperti amplifier, speaker, radio, tape, dan pemutar ”Compact Disk” (CD). Ketika kita menghubungkan sistem hi-fi dengan aliran listrik dan menghidupkannya, energi listrik mengalir melalui system serta menghidupkan seluruh komponen. Aliran energi ini disebut dengan input, sedangkan outputnya adalah musik yang kita dengar.
Pada sistem yang berfungsi baik, seluruh komponen harus tersambung bersama. Planet Bumi yang mempunyai banyak komponen dapat dilihat sebagai sistem yang kompleks dan sangat besar. Di dalam sistem Bumi, input adalah energi yang datang dari Matahari dan juga energi yang berasal dari dalam Bumi, seperti tenaga tektonik. Output adalah perubahan konstan yang dapat dilihat di sekitar kita dalam lingkungan fisik dan manusia, seperti panas serta hujan.
Sistem Bumi memang suatu sistem yang kompleks, sehingga cara terbaik untuk mempelajarinya dengan memahami setiap komponen-komponennya dengan berbagai pendekatan dalam geografi. Inilah geografi dari sudut pendekatan sistem. Pendekatan ini terus mengalami perkembangan hingga masa geografi modern.
Dalam geografi modern yang dikenal dengan geografi terpadu (Integrated Geography) digunakan tiga pendekatan atau hampiran. Ketiga pendekatan tersebut, yaitu analisis keruangan, kelingkungan atau ekologi, dan kompleks wilayah.

1. Pendekatan Keruangan
Dari namanya dapat ditangkap bahwa pendekatan ini akan menekankan pada keruangan. Pendekatan ini mendasarkan pada perbedaan lokasi dari sifat-sifat pentingnya seperti perbedaan struktur, pola, dan proses. Struktur keruangan terkait dengan elemen pembentuk ruang yang berupa kenampakan titik, garis, dan area. Sedangkan pola keruangan berkaitan dengan lokasi distribusi ketiga elemen tersebut. Distribusi atau agihan elemen geografi ini akan membentuk pola seperti memanjang, radial, dan sebagainya. Nah, proses keruangan sendiri berkenaan dengan perubahan elemen pembentuk ruang. Ahli geografi berusaha mencari faktor-faktor yang menentukan pola penyebaran serta cara mengubah pola sehingga dicapai penyebaran yang lebih baik, efisien, dan wajar. Analisis suatu masalah menggunakan pendekatan ini dapat dilakukan dengan pertanyaan 5W 1H seperti berikut ini.

a. Pertanyaan What (apa), untuk mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi.
b. Pertanyaan When (kapan), untuk mengetahui waktu terjadinya fenomena alam.
c. Pertanyaan Where (di mana), untuk mengetahui tempat fenomena alam berlangsung.
d. Pertanyaan Why (mengapa), untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam.
e. Pertanyaan Who (siapa), untuk mengetahui subjek atau pelaku yang menyebabkan terjadinya fenomena alam.
f. Pertanyaan How (bagaimana), untuk mengetahui proses terjadinya fenomena alam.

Salah satu contoh kasus fenomena atau gejala alam adalah gempa bumi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah, pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang sangat merugikan
manusia. Analisis peristiwa gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut.

a. Apa fenomena alam yang terjadi?
Gempa bumi
b. Kapan terjadinya?
27 Mei 2006.
c. Di mana terjadi gempa bumi tersebut?
Sebagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
d. Mengapa terjadi peristiwa itu?
Peristiwa tersebut terjadi karena adanya pergerakan lempeng tektonik.
e. Siapa atau apa yang menyebabkannya?
Adanya tumbukan antara dua lempeng tektonik.
f. Bagaimana gempa bumi itu dapat terjadi?
Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik yang terus bergerak. Ketiga lempeng tersebut adalah lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Lempeng tersebut terus bergerak. Apabila terjadi tumbukan lempeng mengakibatkan gempa bumi. Peristiwa gempa bumi di Yogyakarta terjadi karena tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Tumbukan tersebut menyebabkan lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia di zona subduksi.
Nah, dengan cara seperti ini kamu bisa menganalisis suatu gejala alam yang terjadi di sekitar wilayahmu. Bahkan bencana alam yang akhir-akhir ini mendera bangsa kita. Sebagai perbandingan, kamu akan diberikan satu contoh lagi mengenai penggunaan pendekatan ini dalam analisis masalah geografi yang lain, yaitu analisis terjadinya banjir di Jakarta. Untuk kesekian kali Jakarta banjir lagi. Yang paling akhir, bencana ini terjadi tanggal 1 Februari 2007. Banjir ini hampir merendam sebagian Jakarta. Tahap pertama penerapan pendekatan keruangan dilakukan dengan melihat struktur, pola, dan proses keruangan di wilayah-wilayah sekitar Jakarta, seperti Bogor, kawasan puncak, dan Cianjur. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena alam seperti kawasan hulu sungai. Setelah itu, pada tahap kedua ilakukan zonasi berdasarkan karakteristik kelerengannya, misalnya curam, agak landai, dan datar. Tahap ketiga ditinjau ketepatan pemanfaatan lahan di tiap-tiap zona. Studi aspek fisik ini perlu ditambahkan dengan karakteristik penduduk di wilayah tersebut, seperti mata pencahariannya, tingkat pendidikan, keterampilan yang dimiliki serta kebiasaannya. Melalui informasi ini dapat ditemukan keterkaitan antara kondisi alam dan manusia dengan terjadinya banjir. Pada akhirnya, dapat dirumuskan upaya penanggulangannya.

2. Pendekatan Kelingkungan atau Ekologi
Pendekatan ini tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang ada dan juga perilaku manusia. Karena pada dasarnya lingkungan geografi mempunyai dua sisi, yaitu perilaku dan fenomena lingkungan. Sisi perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan gagasan dan kesadaran lingkungan. Interelasi keduanya inilah yang menjadi cirri khas pendekatan ini. Menggunakan keenam pertanyaan geografi, analisis dengan pendekatan ini masih bisa dilakukan. Nah, perhatikan contoh analisis mengenai terjadinya banjir di Sinjai berikut dan kamu akan menemukan perbedaannya dengan pendekatan keruangan. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
a. Identifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya bencana ini, seperti jenis tanah, topografi, dan vegetasi di lokasi itu.
b. Identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
c. Identifikasi budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.
d. Menganalisis hubungan antara budi daya dan dampak yang ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir.
e. Menggunakan hasil analisis ini mencoba menemukan alternative pemecahan masalah ini.

3. Analisis Kompleks Wilayah
Analisis ini mendasarkan pada kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini menekankan pengertian
”areal differentiation” yaitu adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah yang saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran. Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan permukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut.


Setiap Minggu pada Hari Senin akan diberikan Materi dan tugas terstruktur.

1. Materi di downnload/mengcopy teman yang sudah mendownload, kemudian dijadikan referensi tambahan untuk belajar dan juga sebagai tambahan bahan ulangan.
2. Tugas dikerjakan dikertas HVS Folio 70 gr, dan ditulis tangan. setiap tugas yang telah dikerjakan disimpan diberi tanggal tugas dan tanggal mengerjakan. semua tugas nantinya akan dikumpulkan pada saat sebelum ulangan.
3. bagi yang tidak mengumpulkan Tugas, tidak mendapatkan hak dan kesempatan ulangan.

Tugas I.

Tanggal 2 September 2009

Fenomena Alam

Geosfer merupakan lingkup kajian geografi. Banyak fenomena atau gejala alam terjadi di geosfer ini. Carilah informasi aktual tentang fenomena-fenomena alam yang menimbulkan bencana lingkungan di negara kita seperti tsunami di Aceh, banjir bandang di Jember, longsor di Banjarnegara, gempa bumi di Yogyakarta, dan sebagainya, minimal sepuluh jenis. Informasi dapat berupa berita dari koran, majalah, atau melalui akses internet.
Lakukan analisis fenomena-fenomena tersebut dengan pedoman 5W 1H (What, When, Where, Why, Who, dan How). Selanjutnya, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a. Apa fenomena alam terbaru yang terjadi dan paling merugikan?
b. Bencana lingkungan apa yang sering terjadi di Indonesia? Mengapa demikian?
c. Bagaimana peran manusia dalam bencana lingkungan tersebut, sebagai objek atau subjek? Jelaskan!
d. buatlah resumenya