Rabu, 22 Juli 2009

Geografi dalam Konsep














Konsep merupakan pola dalam bentuk pengertian abstraksi. Pola abstrak itu sendiri, terdapat dalam gejala geografi, yang akan kita pelajari. Selain itu, selain pola abstrak yang terdapat dalam gejala geografi, juga terdapat pula gejala nyata.
Gejala geografi itu sendiri, gelaja geografi yang ada disekitar kita merupakan hasil keselurahan interrelasi keruangan antara faktor fisik dan non-fisisk.
Di dalam mempelajari konsep georgrafi terdapat istilah Konsep Esensial Geografi. Konsep Esensial tersebut ada 10 macam konsep.
10 Macam Konsep Esensial Geografi tersebut, yaitu sebagai berikut dan akan diubahas secara satu persatu.


1.Konsep Lokasi
Konsep Lokasi dalam geografi, menganalisis aspek positif dan aspek negatif suatu tempat yang ada di permukaan bumi.
Konsep lokasi biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan “Where” (dimana) lokasi suatu tempat.

Konsep lokasi dalam geografi dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1)Lokasi Absolut, yaitu lokasi suatu wilayah yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur.
Contoh : Secara Astronomis lokasi negara Indonesia terletak antara 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
2)Lokasi Relatif, yaitu suatu lokasi wilayah di permukaan bumi yang sifatnya dapat berubah-ubah, karena dipengaruhi oleh daerah-daerah yang ada di sekitarnya.
Contoh : Tanah yang ada di lokasi daerah perkotaan biasanya mempunyai harga lebih mahal, daripada di desa.


2.Konsep Jarak
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah
Jarak mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia.

Contoh :
1)Tanah yang jaraknya jauh dari jalan raya, harganya lebih murah.
2)Jarak tempuh untuk menyangkut bahan baku ke pabrik, mempengaruhi besar biaya angkut.
3)Rumah yang jaraknya dekat dengan pusat kota, harganya lebih mahal, dan seterusnya.


3.Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan mempunyai kaitaan dengan kondisi yang ada di permukaan bumi ini. Misalnya, suatu daerah tradisonal karena kondisi permukaan buminya menyebabkan suatu daerah tersebut sulit untuk dijangkau.
Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut.
Dan pada umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.

Contoh :
1)Desa yang dikelilingi rawa-rawa dan hutan-hutan, biasanya sulit untuk dijangkau daripada desa yang terletak di tepian pantai-pantai.
2)Suatu penduduk yang tinggal hidup di dalam hutan-hutan belantara yang besar, akan sulit untuk dijangkau.
3)Kota-kota yang berada pada dataran tanah (bumi) yang strategis akan mudah sekali untuk dijangkau.


4.Konsep Pola
Pola mempunyai kaitan dengan ketergantungan pada bentuk-bentuk fenomena geografi yang telah ada di bumi (permukaan bumi).
Di dalam mempelajari ilmu Geografi, terdapat mempelejari pola-pola bentuk dan pola-pola persebaran fenomena geografi.
Contohnya :
1)Pola persebaran pemukiman di daerah pegunungan telah didominasi oleh pola yang menyebar (memencar).
2)Pola sungai-sungai yang ada pada daerah lipatan-lipatan pada umumnya berpola trellis.
3)Pola persebaran penduduk di daerah perkotaan di dominasi oleh pola mengumpul (menyatu).


5.Konsep Morfologi
Konsep morfologi mempunyai kaitan dengan bantuk muka (permukaan) bumi, sebagai hasil dari adanya tenaga-tenaga endogen dan eksogen.

Contohnya :
1)Dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa telah didominasi oleh perkebunan-perkebunan tebu.
2)Dataran tinggi di daerah puncak Bogor, lahannya banyak telah dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
3)Dataran sedang di provinsi-provinsi Jawa, banyak digunakan sebagai kota-kota besar.


6.Konsep Anglomerasi
Anglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang mempunyai sifat mengelompok pada suatu wilayah tertentu, yang relatif sempit, tetapi juga yang paling menguntungkan.

Contoh :
1)Di pulau Kalimantan, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok sepanjang aliran sungai.
2)Di pulau Irian Jaya, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah perhutanan.
3)Di pulau Jawa, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah pusat-pusat kota (perkotaan)

7.Konsep Nilai Kegunaan
Nilai Kegunaan merupakan fenomena geografi atau sumber daya yang ada di permukaan bumi ini yang mempunyai sifat relatif antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.

Contoh :
1)Hutan memiliki nilai kegunaan bagi pecinta alam, dibandingkan pelajar.
2)Laut memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan, dibandingkan dengan petani.
3)Pegunungan memiliki nilai kegunaan bagi para petani, dibandingkan nelayan.


8.Konsep Interaksi
Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala, kenapakan, dan permasalahan baru.
Dalam Konsep Interaksi ini, gejala-gejala yang satu dengan gejala-gejala yang lainnya, saling tergantung satu sama lain.

Contoh :Interaksi kota-desa terjadi, karena adanya perbedaan potensi alam. Misalnya, desa menghasilkan bahan baku, sedangkan kota menghasilkan barang industri. Karena kedua wilayah saling membutuhkan, maka terjadilah interaksi.


9.Konsep Diferensiasi Area Diferensiasi Area berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah di permukaan bumi.
Konsep Diferensiasi Area ini, digunakan untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan yang lain di permukaan bumi.

Contoh :Jenis tanaman yang di budidayakan, antara dataran tinggi akan berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah. Contoh yang rinci, terdapat pada klasifikasi iklim Junghuhn, yaitu :
a)Zona dengan ketinggian 0 – 700 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tebu, kelapa, jagung, dan padi.
b)Zona ketinggian 700 –1.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu, teh, kopi, ckolat, tembakau, dan kina.
c)Zona dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan, yaitu pinus, dan cemara.
d)Zona dengan ketinggian lebih dari 2.500 m, jenis tanaman didominasi oleh lumut.

Selain itu, Konsep Diferensiasi Area dapat juga digunakan untuk melihat jenis mata pencaharian penduduk, misalnya penduduk yang tinggal di daerah pantai dominan bermata pencaharian nelayan, berbeda dengan penduduk yang tinggal di dataran rendah cenderang bermata pencaharian sebagai petani.

10.Konsep Keterkaitan Ruang Keterkaitan ruang menunjukkan derajat keterkaitan persebaran antara fenomena yang satu dengan yang lain, baik yang menyangkut fenomena fisik maupun non-fisik.

Contoh : Wilayah pedesaan dengan perkotaan. Misalnya, penduduk kota memerlukan bahan pangan dari desa, sebaliknya penduduk desa perlu memasarkan hasil alamnya ke kota.