- Proses informasi dalam memori jangka pendek dapat ditempatkan dalam memori jangka panjang dengan cara mengorganisasikan informasi/ide yang disampaikan kepada siswa yang selanjutnya dihubungkan dengan informasi yang telah dimiliki oleh siswa pad memori jangka panjang, sehingga memori jangka pendek siswa (dengan bantuan memori jangka panjang siswa) dapat megakomodasikannya.
- Daftar Belanja :
A. Tepung
B. Soda
C. Saus lombok
D. Kentang
E. Hamburger
F. Saus tomat
G. Sari jeruk
H. Peterseli
I. Mayonaise
J. Susu
K. Hot dog
L. Apel
M. Lada
N. Kue
O. Uregano
P. Selada
Q. Telor
R. Spaghetti
S. Merica
T. Mentega
U. Tomat kalengan
V. Sirup
W. Bawang
X. Roti
Jawaban : daftar belanja di atas tidak akan dapat disimpan kedalam memori jangka pendek dalam urutan acak, oleh karena itu kita organisir dalam sesuai dengan pola yang kita kenali (dihubungkan dengan informasi yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang). Sehingga terbentuklah organisasi tiga kelompok besar yaitu menu sarapan pagi, makan siang dan makan malam.
Sarapan Pagi Makanan | Minuman | Pencuci Mulut |
Pancake : · Tepung
· Sirup | Sari Jeruk | |
Makan Siang Makanan | Minuman | Pencuci Mulut |
Hot Dog :
· Merica Salad Kentang :
| Soda Gembira | Apel |
Makan Malam Makanan | Minuman | Pencuci Mulut |
Spaghetti :
Salad :
| Susu | Kue |
- Cara yang harus di tempuh oleh guru untuk mengatasi lupa karena terjadinya interferensi antara lain adalah
a. Latihan dengan sistem distribussi
Latihan sangat penting dalam beberapa tahapan, karena memeoro dalam jangka pendek secara mental harus di latih / di ulang apabila informasi ini harus diingat selama lebih dari beberapa detik. informasi dalam jangka pendek ini biasanya gharus dilatihkan sampai informasi yang mantap tersimpan dalam memori jangka panjang.
Latihan dengan sistem terdestribusi adalah latihan sedikit demi sedikit setiap hari sampai dekade tertentu. Cara ini lebih baik untuk pengendapan, bahkan selama periode waktu tertentu. Pengendapan jangka panjang dari semua jenis informasi dan ketrampilan dapat ditingkatkan secara berarti dengan latihan terdestribusi.
b. belajar bagian demi bagian ( part learning ) sangat sulit bagi siswa untuk mempelajari seluruh isi materi pelajaran yang panjang, lebih mudahnya mempelajari jika materi pelajaran itu di potong-potong menjadi bagian -bagian yang lebih kecil.tujuan pembelajaran ini juga untuk mengurangi hambatan retroaktif
c. Belajar lebih atau Overlearning
latihan yang dilakukan secara terus menerus dan kontinyu dan jika di lanjutkan sampai siswa mampu mengingat jawabannya , maka pengendapan akan bertambah
- In this chapter, we turn from behavioural theories of learning to the cognitive perspective. (p. 293)
Dalam bab ini, kita berbalik dari teori-teori perilaku belajar perspektif kognitif. (hal. 293)
This means a shift from ' viewing the learners and their behaviours as products of incoming environmental stimuli’ to seeing the learners as 'sources of plans, intentions, goals, ideas, memories, and emotions actively used to attend to, select, and construct meaning from stimuli and knowledge from experience.‘ (p. 293)
Ini berarti pergeseran dari 'melihat peserta didik dan perilaku mereka sebagai produk dari rangsangan lingkungan masuk' untuk melihat peserta didik sebagai 'sumber rencana, niat, tujuan, ide, kenangan, dan emosi secara aktif digunakan untuk menghadiri, pilih, dan membangun makna dari rangsangan dan pengetahuan dari pengalaman "(hal. 293).
In other words the learner is seen as central in constructing her own learning rather than responding to the rewards and punishments around her. So the source of control (over what is learned) moves from the teacher to the learner. (p. 293)
Terjemahkan kalimat diatas, dan dari pengetahuan itu bagaimanakah anda menerapkannya dalam mengelola pembelajaran ?
Dengan kata lain pembelajar dipandang sebagai sentral dalam membangun proses belajar mereka sendiri daripada menanggapi penghargaan dan hukuman di sekelilingnya. Jadi sumber kontrol (lebih dari apa yang dipelajari) bergerak dari guru kepada pelajar. (hal. 293)
- Terjemahkan kalimat di bawah ini ( The Role of Attention ), dan dari pengetahuan itu bagaimanakah anda menerapkannya dalam mengelola pembelajaran
· Attention is selective. Attention is focus on a stimulus. By paying attention to selected stimuli and ignoring others, we limit the possibilities that we will perceive and process. (p. 299)
Perhatian selektif. Perhatian adalah fokus pada stimulus. Dengan memperhatikan rangsangan yang dipilih dan mengabaikan orang lain, kita membatasi kemungkinan bahwa kita akan melihat dan proses. (hal. 299)
· What we pay attention to is guided to a certain extent by what we already know, what we need to know and what we would like to know so attention is involved in and influenced by all three memory processes in Figure 7. 1 . (p. 299)
Apa yang kita perhatikan dipandu sampai batas tertentu dengan apa yang kita sudah tahu, apa yang kita perlu tahu dan apa yang kita ingin tahu sehingga perhatian terlibat dalam dan dipengaruhi oleh ketiga proses memori pada Gambar 7. 1. (hal. 299)
· Attention is also affected by what else is happening at the time, by the complexity of the task, and by your ability to control or focus your attention. (p. 299)
Perhatian juga dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada saat itu, oleh kompleksitas tugas, dan dengan kemampuan Anda untuk mengontrol atau fokus perhatian Anda. (hal. 299)
· Attention takes effort and is a limited resource. (p. 299)
Perhatian membutuhkan usaha dan merupakan sumber daya terbatas. (hal. 299)
· We can pay attention to only one cognitively demanding task at a time . (p. 299)
Kita dapat memperhatikan hanya satu tugas kognitif menuntut pada suatu waktu. (hal. 299)
· Automaticity is the ability to perform thoroughly learned tasks without much mental effort. (p. 300)
Otomatisitas adalah kemampuan untuk melakukan tugas secara menyeluruh belajar tanpa upaya mental banyak. (hal. 300)
Penerapan dengan langkah-langkah :
1) Dalam pembelajaran, yang dapat kita lakukan pertama adalah apersepsi, dengan tujuan memfokuskan perhatian siswa pada ide/pengetahuan yang hendak dicapai (bagian dari perhatian selektif).
2) Selanjutnya dilakukan explorasi pengetahuan siswa secara mendalam mengenai iformasi yang telah dimiliki siswa (membangkitkan/menggali informasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang hendak dicapai dalam memori jangka panjang).
3) Setelah pengetahuan ter-explorasi dengan maksimal, langkah berikutnya melakukan elaborasi pengetahuan yang telah ter-explorasi dengan maksimal dengan informasi/pengetahuan baru yang hendak dicapai (menghubungkan informasi dalam memori jangka pendek dengan pengetahuan dalam memori jangka penjang).
4) Ending dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di atas adalah konfirmasi dan evaluasi. (Dalam proses ini terjadi pengulangan sekaligus penekanan informasi untuk bisa masuk dalam memori jangka panjang).
5) Tambahan kegiatan yang diperlukan dalam proses yang talah dilakukan adalah adalah penugasan yang berkaitan dengan materi yang terbahas. Fungsi dari penugasan ini adalah pengulangan, dengan harapan setelah terjadinya pengulangan terjadi otomatisasi dari materi yang telah dibahas. Sehingga ketika pengetahuan yang telah didapat, ketika dibutuhkan mampu untuk dimunculkan kembali tanpa upaya mental yang banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar