Kamis, 23 Juli 2009
Profile of Inscada
Public Senior High School
The first R-SBI in Mojokerto
The Biggest Zone for the Smartest People
Sekolah berbasis lingkungan hidup (ADIWIYATA) dan dipilih oleh Direktorat Pembinaan SMA, Depdiknas untuk melaksanakan Program Rintisan Sekolah Bertaraf International (R-SBI) yang pertama di Mojokerto, dan telah memasuki tahun ke-4.
BAGAIMANA PEMBELAJARANNYA ?
Siswa di latih untuk menggali, mengolah, menulis dan mempresentasikan bahan belajar dengan bimbingan guru yang berkualitas
Metode pembelajaran yang variatif.
Siswa dilatih/dibimbing untuk menguasai Bahasa Inggris dan Teknologi komputer
Bahasa pengantar BILINGUAL (Indonesia-Inggris)
Untuk mendukung program tersebut dilaksanakan :
Bimbingan khusus untuk TOEFL
Bimbingan sukses UNAS
Bimbingan succses for Cambridge International Examination (Sertifikasi Internasional untuk MIPA dan Bhs. Inggris)
VISI
Unggul dalam IMTAQ, IPTEK dan budi pekerti serta berwawasan Internasional
MOTTO R-SBI
RELIGIUS, SMART, BRILLIANT, INTELECT
KURIKULUM
KTSP sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum Adaptif Nasional – Internasional (Cambridge)
Perguruan Tinggi Negeri pendamping/ fasilitator ITS Surabaya, UNAIR, dan UNESA Surabaya
Sister School
SMAN 3 Malang, SMAN 4 Denpasar, Cambridge University
Program penjurusan
•Program IPA
•Program IPS
•Program Bahasa ( Bhs. Jepang )
EXTRA PROGRAM
Outbond, English Cordial Meeting, English Camp, English Gathering & Competition, Field Study, Comparative Study, Visiting Program
SCORE (Student English Corner) – Debate, Speech, News Reading, Theatre, MC, Disc Jockey, Poetry, Host, Broadcasting, Story Telling).
BESTSCORE Magazine (Majalah bahasa Inggris yang pertama di Mojokerto).
Inauguration Nite & Inscada Party Nite (Pemilihan Mr. & Miss INSCADA).
Eskul Basket, Badminton, Futsal, Bola Voly, Silat, Karate, Musik, Dance, SKI, Kajian Dakwah, Pecinta Alam, Pramuka, PMR, Jurnalistik.
FASILITAS
Ruang belajar Multimedia (komputer, TV, Audio, DVD, internet, permanent In-Focus).
Lab Bahasa, Fisika, Kimia, Biologi, dan Lab. Komputer, Ruang TRRC/MGMP, Aula sekolah terbesar di Mojokerto.
Lingkungan sekolah yang luas, bersih, asri dan nyaman.
Masjid, UKS (Dokter tetap), Layanan Konseling, Kantin sehat, Kopsis, Fotokopi, Lapangan olah raga, Sanggar Seni, Ruang Ketrampilan, Studio Musik, Radio Sekolah, Perpustakaan On Line, Jaringan WI-FI.
COMMITMENT
“Keep Clean & Stay Green”
International School
of SMAN 2 Mojokerto
I N S C A D A
Intelect, Natural, Smart, Creative, Active, Demonstrative, Achievement
Jl. Raya Ijen 9 Telp. 032-321505 Fax 0321-331116
E-mail: sman2_mojokerto@yahoo.co.id
Website: http://www.sma2mjk.sch.id
Rabu, 22 Juli 2009
Sejarah Pembentukan Muka Bumi
Seperti yang telah di ungkapkan pada kegiatan belajar 6, menurut teori Nebula bahwa bumi kita terbentuk bersamaan dengan terbentuknya satu system tata surya. Bumi pada awalnya adalah berupa gas panas kemudian berubah menjadi cairan dan pada akhirnya menjadi lebih dingin sehingga kerak bumi menjadi padat mengeras.
Jika dipandang dari angkasa, bumi bercahaya seperti batu menyala-nyala dalam tata surya. Sejak zaman phytagoras (500 SM), bentuk bumi dikenal bulat. Cladius Ptolemy mengumpulkan daftar pengamatan intensif yang menunjukkan bahwa bumi berbentuk bola. Christoper Columbus (1451-1506) mengetahui bahwa bumi adalah bulat dan ia berpikir dapat menemukan jalan pintas (shortcut) ke Hindia (Indies) dengan berlayar ke barat. Akan tetapi, dengan memakai nilai-nilai Ptolemy, Columbus mendapatkan pelayarannya lebih jauh daripada yang diperkirakannya.
Bumi tidak benar – benar bulat, karena ia berotasi mengelilingi sumbunya. Bumi berbentuk dempak (spheroid), yaitu berbentuk sebuah bola namun sedikit rata pada kutubnya, sehingga jari – jari polar (jarak dari pusat bumi ke kutub) lebih pendek dari jari – jari ekuatornya. Rujukan internasional tenteng dimensi bumi diadopsi oleh IUGG (International Union of Geodery and Geophysic) mempunyai pendekatan sebagai berikut.
Jari-jari polar = 6,357 km = 3,951 mil
Jari-jari ekuator = 6,378 km = 3,964 mil
Jari-jari rata-rata = 6,371 km = 3,960 mil
Luas permukaan bumi dengan mudah dapat dihitung dari radiusnya. Yaitu 510 juta km2 .Massa bumi dapat ditentukan dari gaya gravitasi yang dilakukan dan diperoleh 5,98 x 1027 gram.
A. SEJARAH TERBENTUKNYA BUMI
Bumi yang terbentuk berupa materi padat tanpa air an dikelilingi awan gas. Radiasi berbagai material dan meningkatnya tekanan di dalam bumi secara bertahap menghasilkan panas yang sanggup mencairkan bagian dalam bumi. Berbagai material berat seperti besi menjadi tenggelam sedangkan material ringan seperti silika (batuan yang terdiri dari silikon dan oksigen) muncul ke permukaan bumi dan membentuk lapisan keras kulit bumi yang pertama.
Panasnya perut bumi juga menyebabkan zat-zat kimia di dalam bumi muncul ke permukaan. Beberpa zat kimia membentuk air dan ada juga yang menjadi gas-gas yang membentuk atmosfer. Selama lebih dari jutaan tahun secara perlahan-lahan air berkumpul di tempat-tempat yang rendah dan membentuk lautan. Daratan berkembang di bumi, air hujan, dan sungai melarutkan garam dan berbagai subtansi dalam batuan yang selanjutnya dibawa menuju lautan, sehingga membuat air laut menjadi asin.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI
1. Teori Apung Benua (Continental Drift)
Pada awal tahun 1912-an, Alfred.L.Wegener seorang ahli klimatologi dan geofisika menerbitkan buku yang berjudul ”The Origin of Continentand Oceans” dalam buku tersebut ia mengajukan sebuah ide tentang ”teori apung benua”. Idenya berpusat pada benua-benua yang bergerak melintasi permukaan bumi. Menurut wagener, benua terdiri atas batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya. Benua-benua itu bergerak menuju katulistiwa. Dan kebagian barat. Pada zaman karbon, kemungkinan besar hanya ada satu benua yaitu pangaea. Lebih kurang 200 Juta tahun yang lalu, terbentuk daratan gondwana dan lauratia yang merupakan pecahan dari pangaea, dan seterusnya. Bersama teman-temannya, ia merngumpulkan bukti atas teorinya, diantaranya adalah adanya kesesuaian antara amerika selatan dan afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil, maupun struktur batuan yang kesemuanya menunjukkan bahwa kedua benua tersebut pernah menjadi satu.
Menurut para ahli, teori inilah yang mendasari pembentukan lempeng-lempeng bumi, yang masih terus bergerak dan memicu gempa di berbagai wilayah. Termasuk gempa-gempa yang terjadi di indonesia.
2. Teori Tektonik Lempeng.
Beberapa tahun setelah Wegener mengajukan teorinya, pada tahun 1968 dikemukakan sebuah teori yang lebih memuaskan daripada teori pengapungan kontinen. Teori ini kemudian di namakan teori tektonik lempeng. Teori ini menyatakan bahwa bagian dari bumi yaitu pada bagian litosfer, terdapat sekitar 20 segmen yang padat yaitu lempeng. Dari semua itu, lempeng terbesar adalah lempeng pasifik yang menempati sebagian besar lautan. Semua lempengan besar lainnya dapat berupa kerak-kerak benua mupun kerak samudra. Sedangkan lempeng-lempeng yang lebih kecil, umumnya hanya sebagai kerak samudera. Contohnya, lempeng nazcak di lepas pantai barat amerika selatan.
Litosfer terletak diatas zona atau material yang lebih lemah dan lebih panas atau di sebut astenosfer. Salah satu prinsip utama dari teori tektonik lempeng bahwa setiap lempeng bergerak-gerak sebagai satu unit terhadap unit lain. Ada 3 type batas-batas lempeng yang masing-masing di bedakan darijenis pergerakannya, yaitu :
a. Divergen. Lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudra yang luas.
b. Konvergen. Lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut masuk ke dalam mantel bumi dan berada di bawah lempeng lainnya.
c. Patahan Transform. Lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tanpa menyebabkan penghancuran pada litosfer.
Bumi memiliki beberapa lapisan atau bagian. Lapisan fisis pertama yang paling dalam adalah mesosfer. Lapisan ini cukup tebal, pejal, dan berada di kedalaman lebih dari 500 km. Lapisan inilah yang mengurung inti bumi (inner core) dan selubungnya (outer core), inner core berbentuk seperti bola padat, kira-kira terpusat pada kedalaman 5.150 km. Sementara di atasnya (diapit mesosfer) terletak outer core yang cair.
Di atas mesosfer terdapat lapisan astenosfer. Yaitu lapisan yang terletak pada kedalaman 100-300 km. Lapisan ini lebih cair dan bersifat seperti fluida. Lapisan ini terus bergerak sepanjang waktu akibat tekanan dari lapisan yang mengapitnya. Lapisan ini merupakan asal dari magma gunung api.
Bagan lapisan bumi
§ Menurut komposisi fisik, terdiri dari: inner core (padat), outer core (cair), mesosfer (padat), astenosfer (fluida), dan litosfer (keras).
§ Menurut komposisi kimia, terdiri dari: core (besi), mantel (silikat), dan kerak (silikat).
Di atas astenosfer selanjutnya ada litosfer, lapisan fisis terluar bumi yang memiliki ketebalan sekitar 100 km. Di lapisan ini terhampar kerak bumi yang keras, relatif dingin, dan mampu menahan beban. Di lapisan terluar inilah terletak lempeng-lempeng bumi, yang di atasnya terhampar benua, pulau, gunung, dan lain sebagainya. Kerak lautan (oceanic crust) memiliki sekitar 6 km, sementara kerak benua (continental crust) dengan pegunungan yang mencapai ketebalan hingga 64 km.
Permukaan bumi diperkirakan tersusun dari 20 lempeng (ada juga yang menyebut 15) yang terbagi atas lempeng besar dan lempeng kecil, dengan ketebalan antara 70 – 100 km. Lempeng-lempeng ini senantiasa masih berkembang, luruh ,dan bergerak karena berada diatas lapisan astenosfer yang cair dan amat panas.
Tujuh diantara lempeng-lempeng di permukaan bumi dikategorikan sebagai lempeng besar / utama atau lempeng yang digolongkan sebagai lempeng utama penyusun litosfer, yaitu :
1. Lempeng Afrika .
2. Lempeng Amerika Utara.
3. Lempeng Amerika Serikat.
4. Lempeng Pasifik.
5. Lempeng Aurasia.
6. Lempeng Indo-Australia.
7. Lempeng Antartika.
Lempeng-lempeng yang berukuran lebih kecil antara lain Lempeng Filipina, Lempeng Adriatik, Lempeng Iran, dan Lempeng Hellenik.
C. PERGERAKAN BUMI
Bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu 365 hari, 6 jam, 9 menit, dan 10 detik, serta menempuh jarak sejauh 958 juta km. Waktu yang diperlukan oleh bumi untuk sekali mengitari matahari ini disebut satu tahun bumi. Dalam mengorbit matahari, bumi bergerak dengan kelajuan rata-rata 107,2 km / jam. Di samping bergerak mengitari matahari, bumi juga berputar pada porosnya. Waktu yang di perlukan untuk berputar satu kali pada porosnya sama dengan 23 jam, 56 menit, dan 4 detik, yang disebut sebagai satu hari bumi.
1. Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada sumbunya. Untuk menyelesaikan satu putaran penuh, bumi memerlukan waktu 24 jam. Jadi tiap jam sebuah titik di bumi bergeser sejauh 15°. Arah rotasi dari barat ke timur atau berotasi dengan arah negatif. Akibat rotasi itulah, benda-benda langit melakukan peredaran semu harian dari timur ke barat.
Akibat rotasi bumi :
- Peredaran semu harian dari benda-benda langit.
- Peristiwa siang dan malam serta perbedaan waktu.
- Pembelokan arah angin pasat.
- Pembelokan arah arah arus laut.
- Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi.
2. Revolusi Bumi
Bumi beredar mengitari matahari pada suatu bidang orbit yang disebut ekliptika. Orbitnya hampir seperti lingkaran (360°) dengan periode 365 hari, 6 jam, 9 menit, dan 10 detik. Hal tersebut dinamakan satu tahun siderik, yaitu periode yang dihitung saat bumi bergerak mulai dari titik yang lurus dengan sebuah bintang dan berakhir tepat pada titik itu lagi. Orbit planet-planet lain tidak sebidang orbit planet lain itusu dinamakan sudut inklinasi.
Arah revolusi bumi adalah negatif atau arah timur, artinya arah peredarannya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Sumbu bumi miring 66,5° terhadap bidang eklptika.
Akibat Revolusi Bumi :
- Gerak semu matahari tahunan.
- Perubahan lamanya waktu siang dan malam.
- Pergantian musim.
- Perubahan paralaks suatu bintang.
- Gerak semu bintang tetap di bola langit.
Geografi dalam Konsep
Konsep merupakan pola dalam bentuk pengertian abstraksi. Pola abstrak itu sendiri, terdapat dalam gejala geografi, yang akan kita pelajari. Selain itu, selain pola abstrak yang terdapat dalam gejala geografi, juga terdapat pula gejala nyata.
Gejala geografi itu sendiri, gelaja geografi yang ada disekitar kita merupakan hasil keselurahan interrelasi keruangan antara faktor fisik dan non-fisisk.
Di dalam mempelajari konsep georgrafi terdapat istilah Konsep Esensial Geografi. Konsep Esensial tersebut ada 10 macam konsep.
10 Macam Konsep Esensial Geografi tersebut, yaitu sebagai berikut dan akan diubahas secara satu persatu.
1.Konsep Lokasi
Konsep Lokasi dalam geografi, menganalisis aspek positif dan aspek negatif suatu tempat yang ada di permukaan bumi.
Konsep lokasi biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan “Where” (dimana) lokasi suatu tempat.
Konsep lokasi dalam geografi dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1)Lokasi Absolut, yaitu lokasi suatu wilayah yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur.
Contoh : Secara Astronomis lokasi negara Indonesia terletak antara 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
2)Lokasi Relatif, yaitu suatu lokasi wilayah di permukaan bumi yang sifatnya dapat berubah-ubah, karena dipengaruhi oleh daerah-daerah yang ada di sekitarnya.
Contoh : Tanah yang ada di lokasi daerah perkotaan biasanya mempunyai harga lebih mahal, daripada di desa.
2.Konsep Jarak
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah
Jarak mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia.
Contoh :
1)Tanah yang jaraknya jauh dari jalan raya, harganya lebih murah.
2)Jarak tempuh untuk menyangkut bahan baku ke pabrik, mempengaruhi besar biaya angkut.
3)Rumah yang jaraknya dekat dengan pusat kota, harganya lebih mahal, dan seterusnya.
3.Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan mempunyai kaitaan dengan kondisi yang ada di permukaan bumi ini. Misalnya, suatu daerah tradisonal karena kondisi permukaan buminya menyebabkan suatu daerah tersebut sulit untuk dijangkau.
Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut.
Dan pada umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.
Contoh :
1)Desa yang dikelilingi rawa-rawa dan hutan-hutan, biasanya sulit untuk dijangkau daripada desa yang terletak di tepian pantai-pantai.
2)Suatu penduduk yang tinggal hidup di dalam hutan-hutan belantara yang besar, akan sulit untuk dijangkau.
3)Kota-kota yang berada pada dataran tanah (bumi) yang strategis akan mudah sekali untuk dijangkau.
4.Konsep Pola
Pola mempunyai kaitan dengan ketergantungan pada bentuk-bentuk fenomena geografi yang telah ada di bumi (permukaan bumi).
Di dalam mempelajari ilmu Geografi, terdapat mempelejari pola-pola bentuk dan pola-pola persebaran fenomena geografi.
Contohnya :
1)Pola persebaran pemukiman di daerah pegunungan telah didominasi oleh pola yang menyebar (memencar).
2)Pola sungai-sungai yang ada pada daerah lipatan-lipatan pada umumnya berpola trellis.
3)Pola persebaran penduduk di daerah perkotaan di dominasi oleh pola mengumpul (menyatu).
5.Konsep Morfologi
Konsep morfologi mempunyai kaitan dengan bantuk muka (permukaan) bumi, sebagai hasil dari adanya tenaga-tenaga endogen dan eksogen.
Contohnya :
1)Dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa telah didominasi oleh perkebunan-perkebunan tebu.
2)Dataran tinggi di daerah puncak Bogor, lahannya banyak telah dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
3)Dataran sedang di provinsi-provinsi Jawa, banyak digunakan sebagai kota-kota besar.
6.Konsep Anglomerasi
Anglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang mempunyai sifat mengelompok pada suatu wilayah tertentu, yang relatif sempit, tetapi juga yang paling menguntungkan.
Contoh :
1)Di pulau Kalimantan, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok sepanjang aliran sungai.
2)Di pulau Irian Jaya, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah perhutanan.
3)Di pulau Jawa, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah pusat-pusat kota (perkotaan)
7.Konsep Nilai Kegunaan
Nilai Kegunaan merupakan fenomena geografi atau sumber daya yang ada di permukaan bumi ini yang mempunyai sifat relatif antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.
Contoh :
1)Hutan memiliki nilai kegunaan bagi pecinta alam, dibandingkan pelajar.
2)Laut memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan, dibandingkan dengan petani.
3)Pegunungan memiliki nilai kegunaan bagi para petani, dibandingkan nelayan.
8.Konsep Interaksi
Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala, kenapakan, dan permasalahan baru.
Dalam Konsep Interaksi ini, gejala-gejala yang satu dengan gejala-gejala yang lainnya, saling tergantung satu sama lain.
Contoh :Interaksi kota-desa terjadi, karena adanya perbedaan potensi alam. Misalnya, desa menghasilkan bahan baku, sedangkan kota menghasilkan barang industri. Karena kedua wilayah saling membutuhkan, maka terjadilah interaksi.
9.Konsep Diferensiasi Area Diferensiasi Area berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah di permukaan bumi.
Konsep Diferensiasi Area ini, digunakan untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan yang lain di permukaan bumi.
Contoh :Jenis tanaman yang di budidayakan, antara dataran tinggi akan berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah. Contoh yang rinci, terdapat pada klasifikasi iklim Junghuhn, yaitu :
a)Zona dengan ketinggian 0 – 700 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tebu, kelapa, jagung, dan padi.
b)Zona ketinggian 700 –1.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu, teh, kopi, ckolat, tembakau, dan kina.
c)Zona dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan, yaitu pinus, dan cemara.
d)Zona dengan ketinggian lebih dari 2.500 m, jenis tanaman didominasi oleh lumut.
Selain itu, Konsep Diferensiasi Area dapat juga digunakan untuk melihat jenis mata pencaharian penduduk, misalnya penduduk yang tinggal di daerah pantai dominan bermata pencaharian nelayan, berbeda dengan penduduk yang tinggal di dataran rendah cenderang bermata pencaharian sebagai petani.
10.Konsep Keterkaitan Ruang Keterkaitan ruang menunjukkan derajat keterkaitan persebaran antara fenomena yang satu dengan yang lain, baik yang menyangkut fenomena fisik maupun non-fisik.
Contoh : Wilayah pedesaan dengan perkotaan. Misalnya, penduduk kota memerlukan bahan pangan dari desa, sebaliknya penduduk desa perlu memasarkan hasil alamnya ke kota.